Kini di usia 55 tahun, Ilham menjalankan tugas sebagai nahkoda kapal penyeberangan Berkat Bersama, yang setiap harinya mengantar penumpang dari Dermaga Alalak Jelapat ke seberang sungai. Namun sebelum menjadi nahkoda kapal ini, Ilham sempat menjadi juru mudi di kawasan Sungai Puting, tempat ia mengasah keahlian dan naluri navigasi sungai dalam berbagai situasi.
Sudah lima tahun terakhir, Ilham mengemudikan Berkat Bersama dengan ketekunan tinggi. Dalam sehari, ia bisa menyeberang hingga 16 kali pulang-pergi, mengangkut penumpang dan kendaraan roda dua yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sekitar. Meski harus berhadapan dengan cuaca dan arus sungai yang bisa berubah sewaktu-waktu, Ilham menjalankan tugasnya dengan konsisten dan tenang.
Keselamatan selalu menjadi prioritasnya. Di kapalnya, berbagai perlengkapan keselamatan seperti pelampung, ban pelampung, dan tali tambat selalu tersedia dalam kondisi siap pakai. Berkat kedisiplinan dan kecermatannya, selama menjadi nahkoda, Ilham jarang mengalami kendala yang berarti di lapangan.
Bagi Ilham, sungai bukan hanya jalur transportasi, tapi juga bagian dari hidup yang telah ia jalani sejak lama. “Sungai ini sudah seperti rumah kedua,” ungkapnya singkat.
Kisah Ilham Riyadi adalah gambaran nyata tentang kesetiaan, tanggung jawab, dan pengabdian yang mengalir bersama arus sungai. Dalam senyap, ia menjadi tumpuan bagi banyak orang yang bergantung pada penyeberangan, menjaga agar roda kehidupan di bantaran sungai tetap berjalan lancar.*Fadli